Pasar ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berbelanja, tetapi juga memiliki nilai sejarah penting bagi masyarakat setempat. Terletak berhadapan langsung dengan obyek wisata ikonik Jam Gadang, Pasar Ateh menjadi destinasi wisata belanja yang populer di Bukittinggi.

Setelah mengalami beberapa kali renovasi, Pasar Ateh kini direkonstruksi dengan konsep green building yang ramah lingkungan. Salah satu ciri khasnya adalah sirkulasi udara yang baik dalam gedung, sehingga tidak memerlukan pendingin ruangan tambahan. Konsep bangunan ini memungkinkan operasional Pasar Ateh menjadi lebih hemat energi dan biaya.

Atap pasar didesain dengan material tembus cahaya yang memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan alami di siang hari. Selain itu, pasar ini juga dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mengurangi penggunaan energi fosil. Dalam proses rekonstruksi, pemilihan material bangunan, pembuangan limbah konstruksi, hingga penerapan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan dengan memperhatikan aspek ramah lingkungan.

Dengan semua inovasi tersebut, Pasar Ateh tidak hanya menjadi pusat perdagangan yang modern dan efisien, tetapi juga berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Pasar ini menjadi contoh bagaimana bangunan komersial dapat mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.