Destinasi Sejarah
Benteng Fort De Kock
Selain Jam Gadang dan Lubang Jepang, salah satu peninggalan sejarah yang penting adalah Benteng Fort de Kock.
Benteng ini, peninggalan masa penjajahan Belanda, adalah tempat berbukit yang luas dengan berbagai peninggalan benteng. Dari sini, kamu bisa langsung masuk ke Kebun Binatang Bukittinggi yang hanya dipisahkan oleh Jembatan Limpapeh, sebuah jembatan gantung.
Benteng Fort de Kock digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari serangan rakyat Minangkabau, terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837. Pada masa pemerintahan Belanda, Bukittinggi dijadikan salah satu pusat pemerintahan dan disebut sebagai Gemetelyk Resort pada tahun 1828.
Sejak tahun 1825, pemerintah Kolonial Belanda telah mendirikan benteng di kota ini sebagai tempat pertahanan, yang hingga kini dapat dilihat langsung oleh para wisatawan.
Selain menjadi pusat pemerintahan dan tempat pertahanan bagi pemerintah kolonial Belanda, kota ini juga dijadikan tempat peristirahatan bagi para opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Fort de Kock dibangun sebagai lambang keberhasilan Kolonial Belanda dalam menduduki daerah di Sumatera Barat. Benteng ini merupakan tanda penjajahan dan perluasan kekuasaan Belanda terhadap wilayah Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
Belanda menggunakan strategi cerdik untuk menduduki Sumatera Barat dengan memanfaatkan konflik internal saat itu, yaitu konflik antara kelompok adat dan kelompok agama. Bahkan, Belanda turut membantu kelompok adat untuk menekan kelompok agama selama Perang Paderi yang berlangsung dari tahun 1821 hingga 1837.
Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock
Maps Menuju Benteng Fort De Kock
City of Historical
Telp. (0752) 21300